KESEIMBANGAN
BENDA TEGAR
Pendahuluan.
Dalam
cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA.
Mekanika
ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :
a.
KINEMATIKA =
Ilmu gerak
Ilmu yang mempelajari gerak tanpa
mengindahkan penyebabnya.
b.
DINAMIKA =
Ilmu gaya
Ilmu yang mempelajari gerak dan
gaya-gaya penyebabnya.
c.
STATIKA
= Ilmu keseimbangan
Ilmu yang mempelajari tentang keseimbangan benda.
Untuk
cabang kinematika dan dinamika sudah dipelajari dikelas satu dan dua. Pada bab
ini kita akan membahas mengenai STATIKA.
dan benda-benda yang ditinjau pada bab ini dianggap sebagai benda tegar.
Definisi-definisi
yang harus dipahami pada statika.
a.
Keseimbangan / benda seimbang
artinya :
Benda dalam keadaan diam atau pusat
massanya bergerak dengan kecepatan tetap.
b.
Benda tegar : adalah suatu benda
yang tidak berubah bentuk bila diberi gaya luar.
c.
Partikel : adalah benda dengan
ukuran yang dapat diabaikan, sehingga benda dapat
digambarkan sebagai titik dan gerak yang dialami hanyalah gerak
translasi.
Momen gaya : adalah
kemampuan suatu gaya untuk dapat menyebabkan gerakan rotasi. Besarnya MOMEN GAYA terhadap suatu titik sama dengan
perkalian gaya dengan lengan momen. = d . F
= momen gaya
d = lengan momen
F = gaya
Lengan
momen : adalah panjang garis yang ditarik dari titik poros sampai memotong
tegak lurus garis kerja gaya.
Perjanjian tanda untuk
MOMEN GAYA.
* Momen gaya yang
searah jarum jam bertanda POSITIF.
* Momen gaya yang
berlawanan arah jarum jam bertanda NEGATIF.
g.
Koppel : adalah dua gaya yang sama
besar tetapi berlawanan arah dan memiliki garis-garis kerja yang berbeda.
Momen koppel terhadap semua titik sama besar, yaitu : F . d
h.
Pasangan gaya aksi - reaksi.
W1 = Gaya berat balok W2
= Gaya berat tali
Balok digantung dalam keadaan diam pada tali vertikal.
gaya W1 dan T1 bukanlah pasangan aksi -
reaksi, meskipun besarnya sama, berlawanan arah dan segaris kerja.
Sedangkan yang merupakan pasangan aksi - reaksi.
Macam - macam
Keseimbangan.
Ada
3 macam keseimbangan, yaitu :
a.
Keseimbangan translasi apabila
benda tak mempunyai percepatan linier ( a = 0 )
F = 0
dapat diurai ke sumbu x dan y
Fx = 0
dan Fy = 0
Fx = Resultan gaya pada
komponen sumbu x.
Fy = Resultan gaya pada
komponen sumbu y.
Benda yang mempunyai persyaratan tersebut mungkin :
- Diam
- Bergerak lurus beraturan.
b.
Keseimbangan rotasi, apabila benda
tidak memiliki percepatan anguler atau benda tidak berputar ( = 0 )
= 0
Benda yang mempunyai persyaratan tersebut mungkin :
- Diam
- Bergerak melingkar beraturan.
c.
Keseimbangan translasi dan rotasi,
apabila benda mempunyai kedua syarat keseimbangan yaitu :
F = 0
= 0
Dari
macam-macam keseimbangan yang telah kita ketahui tersebut maka dapat diperjelas
denga uraian berikut ini tentang :
SYARAT-SYARAT SEBUAH BENDA DALAM KEADAAN SETIMBANG/DIAM.
a.
Jika pada sebuah benda bekerja satu
gaya F.
Syarat setimbang :
Pada garis kerja gaya F itu harus diberi gaya F’ yang
besarnya sama dengan gaya F itu tetapi arahnya berlawanan.
b.
Jika pada benda bekerja gaya-gaya
yang terletak pada satu bidang datar dan garis kerjanya melalui satu titik.
Syarat setimbang :
1. Gaya resultanya harus sama dengan nol.
2. Kalau dengan pertolongan sumbu-sumbu x dan y, haruslah :
Fx = 0 ; Fy = 0
c.
Jika pada sebuah benda bekerja
gaya-gaya yang tidak terletak pada satu bidang datar tetapi garis-garis
kerjanya melalui satu titik.
Syarat setimbang :
Dengan pertolongan sumbu-sumbu x, y dan z, haruslah :
Fx = 0 ; Fy = 0 ; Fz = 0
d.
Jika pada sebuah benda bekerja
gaya-gaya yang tidak terletak pada satu bidang datar tetapi garis-garis
kerjanya tidak melalui satu titik.
Syarat setimbang :
Dengan pertolongan sumbu-sumbu x dan y, haruslah :
Fx = 0 ; Fy = 0 ; l
= 0
Momen gaya-gaya boleh diambil terhadap sebarang titik pada
bidang gaya-gaya itu. ( titik tersebut kita pilih sedemikian hingga memudahkan
kita dalam menyelesaikan soal-soal )
* Perpindahan sebuah gaya kesuatu titik yang lain akan
menimbulkan suatu koppel.
Keseimbangan
Stabil, Labil dan Indiferen ( Netral )
Pada
benda yang diam ( Statis ) kita mengenal 3 macam keseimbangan benda
statis, yaitu :
a.
Stabil ( mantap / tetap )
b.
Labil ( goyah / tidak tetap )
c.
Indiferen ( sebarang / netral )
Contoh-contoh
:
1.
Untuk benda yang digantung.
Keseimbangan stabil : apabila
gaya yang diberikan padanya dihilangkan. Maka ia akan kedudukan semula.
Sebuah papan empat persegi panjang digantungkan pada sebuah
sumbu mendatar di P ( sumbu tegak lurus papan ). Titik berat Z dari papan
terletak vertikal di bawah titik gantung P, sehingga papan dalam keadaan ini
setimbang stabil. Jika ujung A papan di putar sedikit sehingga titik beratnya
semula ( Z ), maka kalau papan dilepaskan ia akan berputar kembali
kekeseimbangannya semula.
Hal ini disebabkan karena adanya suatu koppel dengan gaya
berat G dan gaya tegangan tali T yang berputar kekanan. ( G = N ), sehingga
papan tersebut kembali kekeseimbangannya semula yaitu seimbang stabil.
Keseimbangan labil : Apabila
gaya yang diberikan padanya dihilangkan, maka ia tidak akan dapat kembali ke
kedudukan semula.
Kalau titik gantung P tadi sekarang berada vertikal di bawah
titik berat Z maka papan dalam keadaan seimbang labil Kalau ujung A
papan diputar sedikit naik kekiri sehingga titik beratnya sekarang ( Z’ ) di
bawah titik beratnya semula ( Z ), maka kalau papan dilepaskan ia akan berputar
turun ke bawah, sehingga akhirnya titik beratnya akan berada vertikal di bawah
titik gantung P. Hal ini disebabkan karena adanya suatu koppel dengan gaya
berat G dan gaya tekanan ( tegangan tali ) T yang berputar kekiri ( G = T ),
sehingga papan turun ke bawah dan tidak kembali lagi kekeseimbangannya semula.
Keseimbangan indiferen : Apabila
gaya yang diberikan padanya dihilangkan, maka ia akan berada dalam keadaan
keseimbangan, tetapi di tempat yang berlainan.
Kalau titik gantung P tadi sekarang berimpit dengan titik
berat Z, maka papan dalam keadaan ini setimbang indiferen. Kalau ujung A papan
di putar naik, maka gaya berat G dan gaya tekanan T akan tetap pada satu garis
lurus seperti semula ( tidak terjadi koppel ) sehingga papan di putar
bagaimanapun juga ia akan tetap seimbang pada kedudukannya yang baru.
2.
Untuk benda yang berada di atas
bidang datar.
Keseimbangan stabil :
Sebuah pararel epipedum siku-siku ( balok ) diletakkan di
atas bidang datar, maka ia dalam keadaan ini seimbang stabil, gaya berat G dan
gaya tekanan N yang masing-masing bertitik tangkap di Z ( titik berat balok )
dan di A terletak pada satu garis lurus. Kalau balok tersebut diputar naik
sedikit dengan rusuk B sebagai sumbu perputarannya, maka gaya tekanan N akan
pindah ke B, dan dalam keadaan ini akan pindah ke B, dan dalam keadan ini akan
timbul suatu koppel dengan gaya-gaya G dan N yang berputar ke kanan ( G = N )
sehingga balok tersebut kembali keseimbangannya semula yaitu seimbang stabil.
Keseimbangan labil : Sebuah
pararel epipedum miring ( balok miring ) yang bidang diagonalnya AB tegak lurus
pada bidang alasnya diletakkan diatas bidang datar, maka ia dalam keadaan ini
setimbang labil, gaya berat G dan gaya tekanan N yang masing-masing melalui
rusuk B dari balok tersebut terletak pada satu garis lurus.
Titik tangkap gaya tekanan N ada pada rusuk N. Kalau balok
tersebut diputar naik sedikit dengan rusuk B sebagai sumbu putarnya, maka gaya
tekanan N yang berputar kekiri ( G = N ), sehingga balok tersebut akan turun
kebawah dan tidak kembali lagi kekeseimbangannya semula.
Keseimbangan indiferen : Sebuah
bola diletakkan diatas bidang datar ia dalam keadaan ini seimbang indiferen.
Kalau bola dipindah / diputar, maka gaya berat G dan gaya
tekanan N akan tetap pada satu garis lurus seperti semula ( tidak terjadi
koppel ), sehingga bola berpindah / berputar bagaimanapun juga ia akan tetap
seimbang pada kedudukan yang baru.
Kesimpulan.
Dari
contoh-contoh di atas dapat disimpulkan :
a.
Kalau sebuah benda yang dalam
keadaan seimbang stabil diadakan perubahan kecil, maka titik berat benda
tersebut akan naik. ( sehingga timbul koppel )
b.
Kalau pada sebuah benda yang dalam
keadaan seimbang labil diadakan perubahan kecil, maka titik berat benda
tersebut akan turun. ( sehingga timbul koppel )
c.
Kalau pada sebuah benda yang dalam
keadaan setimbang indiferen diadakan perubahan kecil, maka titik berat benda
tersebut akan tetap sama tingginya seperti semula. (sehingga tidak timbul
koppel).
Jenis gaya-gaya
yang menyebabkan sebuah benda/benda
seimbang.
GAYA LUAR ( gaya aksi
)
GAYA -
GAYA
DALAM ( gaya reaksi )
-
gaya tekanan / gaya tarikan
-
gaya sendi / engsel
-
gaya tegangan tali
-
gaya gesekan / geseran.
Gaya-
gaya tersebut akan di bahas masing-masing dalam contoh-contoh latihan soal.
LATIHAN SOAL
Hitunglah
T1 dan T2 dari susunan kesetimbangan di bawah ini.
5.
Hitunglah Gaya T pada susunan kesetimbangan ini.
6.
Seandainya benda-benda yang
massanya mA = 20 kg dan mB = 50 kg disusun sedemikian
hingga terjadi kesetimbangan, dengan tg q = 3/4
Hitunglah mC jika lantai pada bidang miring licin
sempurna.
Hitunglah 2 kemungkinan jawab untuk mC jika bidang
miring kasar dengan koefisien gesekan statis 0,3
7.
Gaya 8 N, 6 N, 5 N, 3 N, 7 N, 9 N
dan 4 N bekerja terhadap persegi panjang yang sisi-sisinya berukuran : 4 m x 2
m seperti terlihat pada gambar.
Tentukan jumlah aljabar momen gaya dengan pusat :
a. Titik A b.
Titik B c. Titik C d. Titik O
8.
Pada sebuah batang horisontal AC
yang panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3 N, 2 N dan 4 N seperti terlihat
pada gambar ! Tentukan :
a. Resultan dari gaya-gaya tersebut.
b. Momen gaya yang bekerja pada sumbu-sumbu yang melalui A, B
dan C
c. Letak titik tangkap gaya Resultannya.
9.
Batang AB yang panjangnya 5 meter
dan beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja 5 buah gaya seperti tampak pada
gambar di bawah ini. Jika tg q = 3/4.
Tentukan besar dan letak dari gaya resultannya.
10. Batang
AB yang mempunyai panjang 6 m mendapat gaya pada ujung-ujungnya seperti tampak
pada gambar. Tentukan besar dan letak gaya resultannya.
11. Sebuah
batang homogen AB panjangnya 6m dan massanya 40 kg ditahan pada kedua ujungnya.
Dimana kita harus menempatkan beban 2000 N pada batang itu agar tekanan-tekanan
di A dan B berbanding sebagai 2 : 1 . Berat batang dianggap bertitik tangkap di
tengah-tengah batang.
12. Suatu
batang AB yang homogen, massanya 30 kg, panjangnya 5 meter, menumpu pada lantai
di A dan pada tembok vertikal di B. Jarak dari B ke lantai 3 meter; batang AB
menyilang tegak Lurus garis potong antara lantai dan tembok vertikal. Berapa
besarnya gaya K mendatar yang harus di berikan pada batang di A supaya batang
tetap seimbang ? dan Hitung juga
tekanan pada A dan B.
13. Suatu
batang AB yang homogen, massanya 30 kg, panjangnya 6 meter, bersandar di atas
tembok yang tingginya 3 meter ujung A dari batang menumpu pada lantai dan
berjarak 4 meter dari tembok. Berapa besarnya gaya K mendatar yang harus
diberikan pada batang di A supaya batang tetap seimbang ? dan Hitung juga
gaya-gaya tekanan pada A dan C.
Gambar no. 13
Gambar no. 14
14. Pada
sebuah balok kayu yang massanya 10 kg dikerjakan gaya K = 50 N yang mengarah
kebawah dan garis kerjanya berimpit dengan garis kerja gaya berat balok itu.
Tentukan letak dan besar gaya tekanan N ( gaya reaksi ) yang dilakukan bidang
terhadap balok itu.
15. Pada
sebuah balok kayu, massanya 20 kg, panjangnya 30 cm dikerjakan gaya K = 100 N (
lihat gambar ). Tentukan letak dan besar gaya tekanan N ( gaya reaksi ) yang
dilakukan bidang terhadap balok itu.
16. Sebuah
papan berbentuk empat persegi panjang ABCD ( beratnya diabaikan ) dapat
berputar pada bidangnya disekeliling titik A sebagai sendi, AB = 4 meter ; AD =
3 meter. Persegi panjang itu setimbang karena gaya-gaya yang bekerja pada
bidang persegi panjang itu ialah : K1 = 30 N pada titik C dengan
arah BC; K2 = 150 N pada titik D dengan arah sejajar AC ; K pada
titik B dengan arah BD.
Hitunglah : a. Besar gaya K itu b. Besar dan arah gaya
sendi.
17. Sebuah
batang AB massanya 10 kg, panjangnya 6 meter. Ujung B diikat dengan tali dan
ujung tali yang lain diikat di C pada sebuah tembok vertikal. Ujung A dari
batang bertumpu pada tembok itu juga. Dalam sikap seimbang ini tali membuat
sudut 300 dengan tembok. Tentukan : a. Gaya tegangan tali.
b. Tekanan tembok di A
c. Sudut yang dibuat batang dengan tembok.
18. Sebuah
batang dengan berat 50 N seperti tampak pada gambar di bawah ini. Berapa besar
tegangan dalam kabel pendukungnya dan berapa komponen dari gaya yang dikerjakan
oleh engsel pada batang.
19. Sebuah
batang lurus homogen AB ( massanya 10 kg ) di A dihubungkan pada tembok
vertikal oleh sebuah sendi, sehingga batang AB dapat berputar pada bidang yang
tegak lurus pada tembok. Tengah-tengah batang AB dihubungkan dengan tali pada
tembok sedemikian sehingga tali tersebut tegak lurus pada tembok dan kencang. Batang
tersebut membentuk sudut 600 dengan tembok ke atas. Pada ujung B
dari batang digantungkan benda massanya 30 kg.
Tentukan :
a. Diagram gaya-gaya
b. Gaya tegangan dalam tali
c. Besar dan arah gaya sendi.
20. Sebuah
bidang miring AB ( panjangnya 40 meter ) bersendi pada kakinya yaitu titik A.
Puncak B bidang condong dihubungkan oleh tali BC dengan tembok vertikal yang
melalui A. Bidang miring ini bersudut 300 dengan horisontal dan tali
BC arahnya mendatar. Pada bidang miring dan tembok vertikal bersandar sebuah
bola jari-jarinya 5 meter dan massanya 10 kg. berat bidang miring diabaikan.
Tentukanlah :
a. Gaya-gaya tekanan
oleh bidang miring dan tembok pada bola
b. Gaya tegangan dalam
tali
c. Gaya sendi.
------o0o--------
F L U I D A
Pengertian Fluida.
Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau
sering disebut Zat Alir.
Jadi perkataan fluida dapat mencakup zat
cair atau gas.
Antara zat cair dan gas dapat dibedakan :
Zat cair adalah Fluida yang non kompresibel
(tidak dapat ditekan) artinya tidak berubah volumenya jika mendapat tekanan.
Gas adalah fluida yang kompresibel, artinya
dapat ditekan.
Pembahasan dalam bab ini hanya dibatasi
sampai fluida yang non kompresibel saja.
Bagian dalam fisika yang mempelajari
tekanan-tekanan dan gaya-gaya dalam zat cair disebut : HIDROLIKA atau MEKANIKA
FLUIDA yang dapat dibedakan dalam :
Hidrostatika : Mempelajari tentang gaya
maupun tekanan di dalam zat cair yang diam.
Hidrodinamika : Mempelajari gaya-gaya
maupun tekanan di dalam zat cair yang
bergerak.
(Juga disebut mekanika fluida bergerak)
Pembahasan dalam bab ini hanya dibatasi
sampai Hidrostatika saja.
Rapat Massa dan Berat Jenis.
Rapat massa benda-benda homogen biasa
didefinisikan sebagai : massa persatuan volume yang disimbolkan dengan r.
Satuan.
|
MKS
|
CGS
|
||
m
|
kg
|
g
|
||
V
|
m3
|
cm3
|
||
r
|
kg/m3
|
g/cm3
|
Berat
jenis didefinisikan sebagai Berat persatuan Volume.
Yang
biasa disimbolkan dengan : D
Satuan.
atau
|
Besaran
|
MKS
|
CGS
|
||||||
W
|
Newton
|
Dyne
|
|||||||
V
|
m3
|
cm3
|
|||||||
D
|
n/m3
|
dyne/cm3
|
|||||||
g
|
m/det2
|
cm/det2
|
Rapat Massa Relatif.
Rapat massa relatif suatu zat adalah
perbandingan dari rapat massa zat tersebut terhadap rapat massa dari zat
tertentu sebagai zat pembanding.(I,2)
Zat pembanding biasa diambil air, pada suhu
40 C.
Rapat massa relatif biasa disimbolkan
dengan : rr.
|
|
Juga
berlaku :
Rapat
massa relatif tidak mempunyai SATUAN.
Tekanan Hidrostatika.
Adalah : Tekanan yang disebabkan oleh berat
zat cair.
Tekanan adalah : Gaya per satuan luas yang
bekerja dalam arah tegak lurus suatu permukaan.
Tekanan disimbolkan dengan : P
|
Besaran
|
MKS
|
CGS
|
F
|
N
|
dyne
|
A
|
m2
|
cm2
|
P
|
N/m2
|
dyne/cm2
|
Tiap titik di dalam fluida tidak memiliki
tekanan yang sama besar, tetapi berbeda-beda sesuai dengan ketinggian titik
tersebut dari suatu titik acuan.
|
Dasar bejana akan mendapat tekanan
sebesar :
P = tekanan udara + tekanan oleh gaya
berat zat cair (Tekanan Hidrostatika).
P = BAR +
P = BAR + = BAR +
|
Jadi Tekanan Hidrostatika (Ph)
didefinisikan :
|
|||||||
|
Satuan
|
|
Keterangan.
|
MKS
|
CGS
|
r = rapat massa zat cair
|
kg/m3
|
g/cm3
|
g
= percepatan gravitasi
|
m/det2
|
cm/det2
|
h
= tinggi zat cair diukur dari permukaan zat cair sampai ke
titik/bidang yang diminta.
|
m
|
cm
|
Ph = Tekanan Hidrostatika
|
N/m2
|
Dyne/cm2
|
1
atm = 76 cm Hg
1
atm = 105 N/m2 = 106 dyne/cm2
Untuk
bidang miring dalam mencari h maka dicari lebih dahulu titik tengahnya (Disebut
: titik massa).
Gaya Hidrostatika. (= Fh)
Besarnya gaya hidrostatika (Fh)
yang bekerja pada bidang seluas A adalah :
Fh = Ph . A = r . g . h . A
|
Fh = gaya hidrostatika dalam SI
(MKS) adalah Newton
dalam CGS adalah Dyne.
Hukum Pascal.
Bunyinya : Tekanan yang bekerja pada fluida
di dalam ruang tertutup akan diteruskan oleh fluida tersebut ke segala arah
dengan sama besar.
Contoh alat yang berdasarkan hukum Pascal
adalah : Pompa Hidrolik.
Perhatikan gambar bejana berhubungan di
bawah ini.
F1 F2
A1 A2
|
Permukaan fluida pada kedua kaki bejana
berhubungan sama tinggi.
Bila kaki I yang luas penampangnya A1
mendapat gaya F1 dan kaki II yang luas penampangnya A2
mendapat gaya F2 maka menurut Hukum Pascal harus berlaku :
|
|
|
Hukum Utama Hidrostatis.
Bunyinya : Tekanan hidrostatis
pada sembarang titik yang terletak pada bidang
mendatar di dalam sejenis zat cair yang dalam keadaan setimbang adalah
sama.
|
Hukum utama hidrostatika berlaku pula pada
pipa U (Bejana berhubungan) yang diisi lebih dari satu macam zat cair yang
tidak bercampur.
|
|
Percobaan pipa U ini biasanya digunakan
untuk menentukan massa jenis zat cair.
Paradoks Hidrostatis.
Segala bejana yang mempunyai luas dasar (A) yang sama dan berisi
zat cair dengan ketinggian yang sama pula (h).
Menurut Hukum Utama Hidrostatis : Tekanan
hidrostatis pada dasar masing-masing bejana adalah sama yaitu : Ph = r . g . h
Paradoks Hidrostatis : Gaya hidrostatis
pada dasar bejana tidak tergantung pada banyaknya zat cair maupun bentuk
bejana, melainkan tergantung pada :
Massa jenis zat cair.
Tinggi zat cair diatas dasar bejana.
Luas dasar bejana.
Jadi gaya hidrostatis pada dasar
bejana-bejana tersebut sama yaitu :
Fh = r . g . h . A
Hukum Archimedes.
Bunyinya : Bila sebuah benda diletakkan di
dalam fluida, maka fluida tersebut akan memberikan gaya ke atas (FA)
pada benda tersebut yang besarnya = berat fluida yang dipindahkan oleh benda
tersebut.
Benda di dalam zat cair ada 3 macam keadaan
:
Benda tenggelam di dalam zat cair.
Berat zat cair yang dipindahkan = mc
. g
= rc . Vc . g
Karena Volume zat cair yang dipindahkan =
Volume benda, maka :
= rc . Vb . g
Gaya keatas yang dialami benda tersebut
besarnya :
|
||||||
|
rb
|
=
|
Rapat massa benda
|
FA
|
=
|
Gaya ke atas
|
|
rc
|
=
|
Rapat massa zat cair
|
Vb
|
=
|
Volume benda
|
|
W
|
=
|
Berat benda
|
Vc
|
=
|
Volume zat cair yang
|
|
Ws
|
=
|
Berat semu
|
|
|
dipindahkan
|
|
|
(berat benda di dalam zat cair).
|
|
||||
Benda
tenggelam maka : FA ¢ W
w rc . Vb . g ¢ rb . Vb . g
|
Selisih antara W dan FA disebut
Berat Semu (Ws)
|
Benda melayang di dalam zat cair.
Benda melayang di dalam zat cair berarti
benda tersebut dalam keadaan setimbang.
FA
= W
rc . Vb . g = rb . Vb . g
|
|
Pada 2 benda atau
lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku :
(FA)tot
= Wtot
|
Benda terapung di dalam zat cair.
Misalkan sepotong gabus ditahan pada dasar
bejana berisi zat cair, setelah dilepas, gabus tersebut akan naik ke permukaan
zat cair (terapung) karena :
FA > W
rc . Vb . g > rb . Vb . g
|
Selisih antara W dan FA disebut
gaya naik (Fn).
|
Benda terapung tentunya dalam keadaan
setimbang, sehingga berlaku :
FA’
= W
|
||||||
|
FA’
|
=
|
Gaya ke atas yang dialami oleh bagian
benda yang tercelup di dalam zat cair.
|
Vb1
|
=
|
Volume benda yang berada dipermukaan zat
cair.
|
Vb2
|
=
|
Volume benda yang tercelup di dalam zat
cair.
|
Vb
|
=
|
Vb1 + Vb2
|
|
Besaran
|
r
|
g
|
V
|
FA dan W
|
MKS
|
kg/m3
|
m/det2
|
m3
|
Newton
|
CGS
|
g/cm3
|
cm/det2
|
cm3
|
Dyne
|
Kohesi dan Adhesi.
Kohesi :
adalah gaya tarik menarik antara partikel-partikel suatu zat yang sejenis.
Misalnya : gaya tarik menarik yang terjadi
pada air, besi dan sebagainya.
Makin kuat kohesi ini, makin kuat bendanya
(tidak mudah berubah bentuknya).
Berarti kohesi molekul-molekul zat padat
dari kohesi molekul-molekul zat cair dari kohesi molekul-molekul zat gas.
Adhesi :
adalah gaya tarik menarik antara partikel-partikel dari zat yang berbeda/tak
sejenis.
Contoh : Kapur tulis yang melekat pada
papan.
Air Hg
|
kohesi molekul-molekul air lebih kecil
dari adhesi molekul-molekul air dan kaca.
Kohesi molekul-molekul air raksa lebih
besar dari adhesi molekul-molekul air raksa dan kaca.
|
Pengaruh Kohesi & Adhesi Terhadap
Permukaan Fluida.
Air : Permukaannya cekung, pada pipa
kapiler permukaannya lebih tinggi, karena adhesinya lebih kuat dari kohesinya
sendiri.
Air Raksa : Permukaannya cembung, sedangkan
pada pipa kapiler permukaannya lebih rendah, karena kohesi air raksa lebih
besar dari adhesi antara air raksa dengan kaca.
Air Hg
u = Sudut Kontak.
Sudut Kontak. (u)
Sudut kontak yaitu sudut yang dibatasi oleh
2 bidang batas (a) dinding tabung dan (b) permukaan zat cair.
Dinding tabung : sebagai bidang batas
antara zat cair dan tabung.
Permukaan zat cair : Sebagai bidang batas
antara zat cair dan uapnya (u = 1800)
Bila zat cair tersebut air dan dindingnya
gelas maka :
0
< u < 900
Karena adhesinya lebih besar dari kohesi.
Bila zat cair tersebut air raksa, maka :
900 < u < 1800
Karena kohesinya lebih besar dari adhesi.
Tegangan Permukaan.
Sebagai akibat dari adanya kohesi zat cair
dan adhesi antara zat cair-udara diluar permukaannya, maka pada permukaan zat
cair selalu terjadi tegangan yang disebut tegangan permukaan.
Karena adanya tegangan permukaan inilah
nyamuk, jarum, pisau silet dapat terapung di permukaan zat cair meskipun massa
jenisnya lebih besar dari zat cair.
Tegangan
permukaan dapat dirumuskan sebagai berikut :
|
F
= Gaya yang bekerja.
L
= Panjangnya batas antara benda dengan permukaan zat cair.
g = Tegangan permukaan.
Satuan :
|
|||
Besaran
|
Gaya (F)
|
L
|
g
|
MKS
|
N
|
m
|
N/m
|
CGS
|
dyne
|
cm
|
Dyne/cm
|
Untuk benda berbentuk lempeng : panjang
batasnya = kelilingnya.
Untuk benda berbentuk bidang kawat :
panjang batasnya = 2 x kelilingnya.
Untuk benda berbentuk kawat lurus, juga
pada lapisan tipis (Selaput mempunyai 2 permukaan zat cair) panjang batasnya =
2 x Panjang (L).
Miniskus dan Kapilaritas.
Miniskus :
Yaitu bentuk permukaan zat cair dalam suatu pipa yaitu cekung atau cembung.
Makin
sempit pipa (Pembuluh) makin jelas kelengkungannya.
Kapilaritas
: Yaitu suatu gejala turun atau naiknya zat cair dalam pembuluh yang sempit,
jika pembuluh yang kedua ujungnya terbuka ini dimasukkan tegak lurus ke dalam
bak yang berisi zat cair.
Sedang pembuluh sempit tersebut tersebut
disebut pipa kapiler.
Kenaikan/penurunan permukaan zat cair dalam
kapiler dapat dirumuskan sebagai berikut :
|
|||||||||
y
y
|
=
|
Kenaikan/penurunan zat cair dalam kapiler
|
g
|
=
|
Tegangan permukaan zat cair
|
u
|
=
|
Sudut kontak
|
r
|
=
|
Massa jenis zat cair
|
g
|
=
|
Percepatan gravitasi
|
r
|
=
|
Jari-jari kapiler.
|
Hukum Archimedes Untuk Gas.
Balon Udara.
Sebuah balon udara dapat naik disebabkan
adanya gaya ke atas yang dilakukan oleh udara.
Balon udara diisi dengan gas yang lebih
ringan dari udara mis : H2, He sehingga terjadi peristiwa
seolah-olah terapung.
Balon akan naik jika gaya ke atas FA$Wtot (berat
total) sehingga :
Fn = FA - Wtot
FA = rud . g . Vbalon
Wtot = Wbalon + Wgas
+ Wbeban
Wgas = rgas . g . Vbalon
Keterangan
:
FA
|
=
|
Gaya ke atas (N)
|
Fn
|
=
|
Gaya naik (N)
|
rgas
|
=
|
Massa jenis gas pengisi balon (kg/m3)
|
rud
|
=
|
Massa jenis udara = 1,3 kg/m3
|
W
|
=
|
Berat (N)
|
V
|
=
|
Volume (m3)
|
Soal Latihan.
1.
Hitung rapat massa dan rapat
massa relatif dari gasolin bila 51 gram = 75 cm3
2.
Berapa Volume dari 300 gram air
raksa jika rapat massa air raksa 13,6 g/cm3
3.
Dua macam cairan A dan B
dimasukkan dalam satu bejana dan menghasilkan rapat massa yang baru 1,4 g/cm3.
Sedangkan rapat massa cairan A = 0,8 g/cm3. Rapat massa cairan B =
1,8 g/cm3. Hitunglah volume masing-masing cairan dalam 1000 cm3
volume campuran.
4.
Sebongkah emas dan jam tangan =
100 gram. Rapat massa emas = 19,3 g/cm3 dan rapat massa jam tangan =
2,6 g/cm3, sedangkan rapat massa bongkah emas + jam tangan = 6,4
g/cm3. Hitunglah massa emas dalam jam tangan tersebut.
5.
Berapa galon minyak biji kapas
seberat 400 dyne dengan rapat massa relatif 0,926 g/cm3. (1 galon
air = 8,34 dyne).
6.
1 liter susu = 1032 gram. 4 %
dari volume tersebut berupa lemak keju yang rapat massanya 0,865 g/cm3.
Berapa rapat massa dari susu yang telah diambil lemaknya tersebut.
7.
Hitung tekanan pada 76 cm di
bawah permukaan :
a.
Air dalam sistem MKS dan CGS.
b.
Air raksa dalam sistem MKS dan
CGS.
8.
Apabila sebuah kapal selam
menyelam sedalam 60 m, berapa besar tekanan yang dialami kapal selam tersebut.
(Rapat massa air laut = 1,03 g/cm3).
9.
Seorang pemain sepak bola yang
beratnya 75 kgf memakai sepatu yang masing-masing dilengkapi dengan 6 buah paku
(Spike). Penampang tiap paku 0,6 cm2. Hitung tekanan di bawah salah
satu paku pada tanah.
10.
Sebuah pipa besi dipakai untuk
menopang sebuah lantai yang melentur yang beratnya 1500 kgf. Garis tengah dalam
pipa itu 10 cm, garis tengah luarnya 12 cm. Hitung tekanan yang dilakukan oleh
ujung bawah pipa itu pada tanah.
11.
Sebuah bejana berbentuk
kerucut, luas dasar 1 dm2 penuh berisi air. Berapa besar gaya yang
bekerja pada dasar kerucut jika volumenya 1 dm3 ?
12.
Balok besi berukuran 20 cm x 10
cm x 5,5 cm terletak pada dasar bejana dengan bagian yang berukuran 10 cm x 5,5
cm sebagai dasar balok besi. Jika tinggi air dalam bejana 1,4 m, hitunglah gaya
yang bekerja pada dinding balok yang berbeda. (Gaya Hidrostatis).
13.
Sebuah bejana yang berukuran
panjang 40 cm, lebar 30 cm dan tinggi 25 cm berisi minyak sebanyak 19,2 kgf.
Rapat massa minyak = 0,8
g/cm3 ; g = 10 m/det2 ;
BAR = 76 cmHg.
a.
Tentukan tekanan total dan gaya
total yang dialami dasar bejana.
b.
Tentukan tekanan hidrostatis
dan gaya hidrostatis yang dialami oleh dinding bejana.
14.
Sebuah corong, lubang atas
berdiameter 11 cm dan lubang bawah berpenampang dengan diameter 1,6 cm. Tinggi
corong 2 dm, penuh berisi air. Berapa gaya total yang menekan pada ibu jari
yang menutup lubang dimana BAR = 75 cmHg.
15.
Balok berukuran panjang 21 m,
lebar 14 m dan tebal 3,25 m terletak dalam air. Dinding berukuran 21 m x 14 m
menjadi dasar balok dan dinding bagian atas terletak 5 m di bawah permukaan
air. Berapa besar gaya pada dinding samping yang luas ?
16.
Bejana penampung air hujan
berbentuk kubus dengan rusuk 1 m. Bejana diberi tutup dan dipasang silinder
vertikal penampangnya 120 cm2 dan tingginya di atas tutup adalah 3,5
m. Hitunglah gaya hidrostatis yang dialami oleh dinding-dinding bejana serta
pada tutup jika silinder penuh berisi air.
17.
Sebuah silinder berisi minyak
tanah (rm = 0,8 g/cm3) dilengkapi
dengan sebuah penghisap dengan luas penampangnya = 154 cm2, tinggi
minyak 50 cm. Di atas penghisap terdapat beban 5 kgf. BAR = 1 atm. Tentukan
gaya total yang bekerja pada dasar dan sisi bejana. (g = 10 m/det2).
18.
Luas penampang penghisap yang
kecil dan yang besar dari suatu pompa hidrolik adalah a cm2 dan b cm2.
Jika pada penghisap yang kecil bekerja gaya A N, berapakah besar gaya timbul
pada penghisap yang besar ?
19.
Pompa hidrolik mempunyai
penghisap dengan luas penampang 15 cm2 dan 3 dm2. Jika
pada penghisap yang kecil diberi beban 400 N. Berapa besar gaya pada penghisap
yang besar agar terjadi keseimbangan ?
20.
Gaya besarnya 5 N pada
penghisap yang kecil dari suatu pompa hidrolik dapat mengangkat beban beratnya
600 N yang terdapat pada penghisap yang besar. Jika penghisap yang kecil
berpenampang 400 cm2, berapakah luas penampang yang besar ?
21.
Suatu kempa hidrolik dapat
mengangkat 1 ton mobil, jika diameter penghisap besar 50 cm, diameter penghisap
kecil 10 cm. Tentukan gaya yang harus dikerjakan pada penghisap kecil.
22.
Sebuah kempa hidrolik mempunyai
torak yang berdiameter 20 cm dan 2 m untuk mengangkat mobil. Pada torak kecil
dilakukan gaya sebesar 100 kgf, sehingga torak besar naik setinggi 1 cm.
Tentukan massa mobil dan berapa m turunnya torak kecil tersebut.
23.
Suatu bejana berbentuk pipa U
mula-mula diisi dengan air raksa yang massa jenisnya 13,6 g/cm3,
kemudian kaki kanan dituangkan 14 cm air lalu di atas air ini dituangkan minyak
yang massa jenisnya 0,8 g/cm3, ternyata dalam keadaan setimbang
selisih tinggi permukaan air raksa dalam kedua kaki 2 cm. Hitung berapa cm
tinggi lajur minyak pada kaki kanan.
24.
Dalam pipa U terdapat Hg (Rapat
massa 13,6 g/cm3). Pada kaki kiri dituangkan air setinggi 20 cm
kemudian minyak (Rapat massanya 0,9 g/cm3) tingginya 8 cm. Pada kaki
kanan ditambahkan alkohol (Rapat massa 0,8 g/cm3) sehingga permukaan
minyak dan permukaan alkohol sebidang. Berapa beda tinggi Hg pada kedua kaki
pipa ?
25.
Dalam pipa U terdapat Hg (Rapat
massanya 13,6 g/cm3). Pada kaki kiri dituangkan air setinggi 30 cm.
Berapa tinggi minyak pada kaki di sebelah kanan harus ditambahkan agar
permukaan air dan permukaan minyak sebidang ? (Rapat massa minyak 0,9 g/cm3).
26.
Kaki kiri dan kanan sebuah pipa
U masing-masing berdiameter 3 cm dan 11/2 cm, mula-mula
diisi air raksa (rHg = 13,6 g/cm3). Kemudian
kaki kiri diisi alkohol (Rapat massa 0,8 g/cm3), kaki kanan diisi
bensin (Rapat massa 0,7 g/cm3) setinggi 2 cm, sehingga tinggi air
raksa di kaki kanan naik 1 cm. Hitunglah volume alkohol yang dituangkan.
27.
Ke dalam pipa U yang
berdiameter cm, mula-mula diisi air raksa (Rapat massa 13,6 g/cm3).
Kemudian kaki kiri diisi dengan gliserin (Rapat massa 1,25 g/cm3).
Tentukan volume gliserin yang diperlukan agar air raksa pada kaki kanan naik ½
cm.
28.
Batang besi dalam air berat
semunya 372 N. Berapa berat semu besi tersebut dalam cairan yang densitasnya
0,75 g/cm3 jika berat besi 472 N.
29.
Suatu gelas beratnya 25 N di
udara, 15 N di air, dan 7 N di dalam asam belerang, hitung rapat massa asam
belerang.
30.
Sebuah benda mempunyai berat
100 N di udara dan 60 N di minyak (Rapat massanya 0,8 g/cm3). Hitung
massa jenis benda tersebut.
31.
Sepotong besi massanya 450
gram, di dalam air massanya berkurang menjadi 390 gram. Tentukan rapat massa
besi.
32.
Sebuah patung berongga
mempunyai berat 210 N dan jika ditimbang di dalam air beratnya 190 N. Patung
tersebut terbuat dari logam (Rapat massa 21 g/cm3). Tentukan volume
rongga patung tersebut. (g = 10 m/det2).
33.
Sebatang emas (Rapat massa 19,3
g/cm3) dicurigai mempunyai rongga. Beratnya di udara 0,3825 N dan di
air 0,3622 N. Berapa besar rongga tersebut ?
34.
50 gram gabus (Rapat massa 0,25
g/cm3) diikatkan pada timbal sehingga gabungan benda melayang di
dalam air. Berapa berat timbal (Rapat massanya 11,3 g/cm3).
35.
Sebuah kubus dari gabus
dibebani dengan sepotong logam sehingga melayang dalam aseton. Jika massa logam
77 gram, rapat massa gabus 0,24 g/cm3, rapat massa logam 8,8 g/cm3,
rapat massa aseton 0,8 g/cm3. Tentukan rusuk kubus.
36.
Sebongkah es (Rapat massanya
0,9 g/cm3) terapung pada air laut (Rapat massanya 1,03 g/cm3).
Jika es yang timbul di permukaan air laut 7,8 dm3. Hitunglah volume
es.
37.
Massa jenis es 917 kg/m3.
Berapa bagian es terletak di permukaan air.
38.
Sebatang kayu yang massa
jenisnya 0,6 g/cm3 terapung di dalam air. Jika bagian kayu yang ada
di atas permukaan air 0,2 m3, tentukan volume kayu seluruhnya.
39.
Sebuah kubus dari kayu (Rapat
massanya 0,8 g/cm3), Mula-mula dibenamkan ke dalam bejana kemudian
dilepas sehingga naik ke permukaan gliserin (Rapat massa 1,25 g/cm3)
dan ternyata 200 cm3 dari kayu tersebut berada di permukaan
gliserin. Tentukan :
a.
Gaya ke atas kayu pada saat
masih berada seluruhnya dalam gliserin.
b.
Gaya naik.
c.
Gaya ke atas setelah benda
setimbang.
d.
Rusuk kubus.
40.
Sebuah kawat berbentuk segitiga
sama sisi diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan zat cair. Tegangan
permukaan zat cair 74 dyne/cm. Gaya oleh tegangan permukaan 1,776 dyne. Tentukan
tinggi segitiga tersebut.
41.
Sebuah pisau silet uang
berukuran 3 cm x 11/2 cm, diletakkan di atas permukaan
zat cair. Tegangan permukaan zat cair 72 dyne/cm. Tentukan berat minimum silet
tersebut agar tidak tenggelam.
42.
Untuk mengangkat sebuah jarum
yang panjangnya 5 cm dari permukaan zat cair, kecuali berat jarum itu sendiri,
masih diperlukan gaya sebesar F Newton. Tegangan permukaan zat cair 63,1
dyne/cm. Tentukan F.
43.
Hitunglah tekanan (turunnya
tinggi) pipa kapiler berdiameter 0,4 mm dan diletakkan vertikal yang salah satu
ujungnya dicelupkan dalam bak yang berisi air raksa. (Rapat massa 13,6 g/cm3)
dengan sudut kontak 1500, tegangan permukaan 450 dyne/cm.
44.
Sebuah pipa kapiler dimasukkan
tegak lurus ke dalam air raksa. Tegangan permukaan air raksa 0,5 N/m. Selisih
tinggi air raksa didalam dan diluar pipa = ½ cm. Diameter kapiler = cm ; Rapat massa Hg = 13,6 g/cm3 ; g =
10 m/det2. Tentukan besarnya sudut kontak antara air raksa dan
dinding pipa.
45.
Sebuah sungai lebarnya 5 meter,
dengan kedalaman yang rata diberi pintu air sehingga terjadi perbedaan tinggi
air di kanan dan di kiri. Tinggi air di kanan 4 meter dan tinggi air di sebelah
kiri 3 meter. Jika g = 10 m/det2 dan rapat massa air sungai 1,05
g/cm3. Tentukan perbedaan gaya hidrostatis yang dialami oleh pintu
air tersebut.
Soal Balon Udara.
46.
Sebuah balon udara volumenya
400 m3, mengalami gaya naik 2200 N. Tentukan gaya ke atas dan berat
total balon (g = 10 m/det2).
47.
Sebuah balon udara bervolume 20
m3. Berisi H2 (Rapat massa 0,09 g/l) berat
perlengkapannya 10 kgf. Tentukan berat beban yang dapat diangkut.
48.
Sebuah balon udara mengalami
gaya naik 2450 N. Berat total balon 4050 N. Tentukan gaya ke atas dan diameter
balon udara tersebut.
=========o0o=========
Kunci Jawaban Fluida
01.
0,68 g/cm3 ;
0.68
02.
22,0588 cm3
03.
400 cm3 dan
600 cm3
04.
68,6182 gram
05.
51,7944 galon
06.
1,039 g/cm3
07.
7.600 N/m2 ;
76.000 dyne/cm2
103.360 N/m2
; 1.033.600 dyne/cm2
08.
618.000 N/m2
09.
104,17 . 104 N/m2
10.
4,3428 . 106 N/m2
11.
30 N
12.
66 N ;
260 N ; 143 N
13.
a. 16.000 dyne/cm2 ;
192 N
b. 8.000 dyne/cm2 ; 64
N ;
8000 dyne/cm2 ; 48 N
14. 20,89984 N
15. 4.521.562,5 N
16. 45.000 N ; 40.000 N
; 34.580 N
17. 1667 N ; 23374,2857 N
18. N
19. 8.000 N
20. 48.000 cm2
21. 400 N
22. 10 ton ; 1 meter
23. 16,5 cm
24. 27,625 cm ; 0,375 cm
25. 29,7638 cm ; 0,2362 cm
26. 51,75 p cm3
27. cm3
28. 397 N
29. 1,8 g/cm3
30. 2 g/cm3
31. 7,5 g/cm3
32. 1.000 cm3
33. 0,0481 cm3
34. 1,646 N
35. 5 cm
36. 61,80 dm3
atau 61,800 cm3
37. 0,083 bagian
38. 0,5 m3
39. a. 6,9444 N ;b.
2,5 N ;c. 4,4444 N
;d. 8,22 cm
40. 2 cm
41. 648 dyne
42. 631 dyne
43. 2,8655 cm (turun)
44. 135
45. 183.750 N
46. 5.200 N ; 3.000 N
47. maksimum 142 N
48. 6.500 N ; 9,8491 m
===========o0o==========
FLUIDA
BERGERAK
ALIRAN FLUIDA
Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan
dalam 2 macam, yaitu :
Aliran laminar / stasioner / streamline.
Aliran turbulen
Suatu aliran dikatakan laminar / stasioner
/ streamline bila :
Setiap partikel yang melalui titik tertentu
selalu mempunyai lintasan (garis arus) yang tertentu pula.
Partikel-partikel yang pada suatu saat tiba
di K akan mengikuti lintasan yang terlukis pada gambar di bawah ini. Demikian
partikel-partikel yang suatu saat tiba di L dan M.
Kecepatan setiap partikel yang melalui
titik tertentu selalu sama. Misalkan setiap partikel yang melalui K selalu
mempunyai kecepatan vK.
Aliran yang tidak memenuhi sifat-sifat di
atas disebut : ALIRAN TURBULEN.
K L
M N
Pembahasan dalam bab ini di batasi pada
fluida ideal, yaitu fluida yang imkompresibel dan bergerak tanpa mengalami
gesekan dan pada aliran stasioner.
DEBIT.
Fluida mengalir dengan kecepatan tertentu,
misalnya v meter per detik. Penampang tabung alir seperti terlihat pada gambar
di atas berpenampang A, maka yang dimaksud dengan DEBIT FLUIDA adalah volume
fluida yang mengalir persatuan waktu melalui suatu pipa dengan luas penampang A
dan dengan kecepatan v.
Q = atau Q = A . v
Q
= debit fluida dalam satuan SI m3/det
Vol = volume fluida m3
A
= luas penampang tabung alir m2
V
= kecepatan alir fluida
m/det
PERSAMAN KONTINUITAS.
Perhatikan tabung alir a-c di bawah ini. A1
adalah penampang lintang tabung alir di a.
A2 =
penampang lintang di c. v1 =
kecepatan alir fluida di a, v2 = kecepatan alir fluida di c.
v2
P2
h2
P1
v1
h1 Bidang
acuan untuk Energi Potensial
Partikel – partikel yang semula di a, dalam
waktu Dt detik berpindah di b, demikian pula
partikel yang semula di c berpindah di d. Apabila Dt sangat kecil, maka jarak a-b sangat kecil, sehingga luas penampang
di a dan b boleh dianggap sama, yaitu A1. Demikian pula jarak c-d
sangat kecil, sehingga luas penampang di c dan di d dapat dianggap sama, yaitu
A2. Banyaknya fluida yang masuk ke tabung alir dalam waktu Dt detik adalah :
r.A1.v1. Dt dan dalam waktu yang sama
sejumlah fluida meninggalkan tabung alir sebanyak r.A2.v2. Dt. Jumlah ini tentulah sama
dengan jumlah fluida yang masuk ke tabung alir sehingga :
r.A1.v1. Dt = r.A2.v2.
Dt
Jadi : A1.v1
=
A2.v2
Persamaan ini disebut : Persamaan
KONTINUITAS
A.v yang merupakan debit fluida sepanjang
tabung alir selalu konstan (tetap sama nilainya), walaupun A dan v
masing-masing berbeda dai tempat yang satu ke tempat yang lain. Maka
disimpulkan :
Q = A1.v1 = A2.v2 = konstan
HUKUM BERNOULLI.
Hukum Bernoulli merupakan persamaan pokok
hidrodinamika untuk fluida mengalir dengan arus streamline. Di sini berlaku
hubungan antara tekanan, kecepatan alir dan tinggi tempat dalam satu garis
lurus. Hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Perhatikan gambar tabung alir a-c pada
gambar. Jika tekanan P1 tekaopan pada penampang A1, dari
fluida di sebelah kirinya, maka gaya yang dilakukan terhadap penampang di a
adalah P1.A1, sedangkan penampang di c mendapat gaya dari
fluida dikanannya sebesar P2.A2, di mana P2
adalah tekanan terhadap penampang di c ke kiri. Dalam waktu Dt detik dapat dianggap bahwa penampang a tergeser sejauh v1.
Dt dan penampang c tergeser sejauh v2. Dt ke kanan. Jadi usaha yang dilakukan terhadap a adalah : P1.A1.v1.
Dt sedangkan usaha yang dilakukan pada c sebesar : - P2.A2.v2.
Dt
Jadi usaha total yang dilakukan gaya-gaya
tersebut besarnya :
Wtot = (P1.A1.v1
- P2.A2.v2) Dt
Dalam waktu Dt detik fluida dalam tabung alir a-b bergeser ke c-d dan mendapat
tambahan energi sebesar :
Emek = DEk + DEp
Emek = ( ½ m
. v22 – ½ m. v12) + (mgh2
– mgh1)
= ½ m (v22
– v12) + mg (h2 – h1)
Keterangan
: m = massa fluida dalam a-b = massa fluida dalam c-d.
h2-h1
= beda tinggi fluida c-d dan a-b
Karena m menunjukkan massa fl;uida di a-b
dan c-d yang sama besarnya, maka m dapat dinyatakan :
m = r.A1.v1.
Dt = r.A2.v2.
Dt
Menurut Hukum kekekalan Energi haruslah :
Wtot
= Emek
Dari persamaan-persaman di atas dapat
dirumuskan persaman :
P1 + ½ m.v12
+ mgh1 = P2 + ½ m.v22
+ mgh2
Suku-suku persamaan ini memperlihatkan
dimensi USAHA.
Dengan membagi kedua ruas dengan maka di dapat
persamaan :
P1 + ½ r.v12 + r g h1 = P2 + ½ r.v22 + r g h2
Suku-suku persamaan di atazs memperlihatkan
dimensi TEKANAN.
Keterangan :
P1 dan P2 = tekanan
yang dialami oleh fluida
v1 dan v2 = kecepatan
alir fluida
h1 dan h2 = tinggi
tempat dalam satu garis lurus
r = Massa jenis fluida
g = percepatan grafitasI
GAYA ANGKAT SAYAP PESAWAT TERBANG.
Kita akan membahas gaya angkat pada sayap
pesawat terbang dengan menggunakan persamaan BERNOULLI. Untuk itu, kita anggap
bentuk sayap pesawat terbang sedemikian
rupa sehingga garis arus al;iran udara yang melalui sayap adalah tetap
(streamline)
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai
bagian belakang yang lebih tajam dan sisi bagian yang atas lebih melengkung
daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan aliran udara di bagian
atas lebih besar daripada di bagian bawah (v2 > v1).
Dari persamaan Bernoulli kita dapatkan :
P1 + ½ r.v12 + r g h1 = P2 + ½ r.v22 + r g h2
Ketinggian kedua sayap dapat dianggap sama
(h1 = h2), sehingga r g h1 = r g h2.
Dan persamaan di atas dapat ditulis :
P1
+ ½ r.v12 = P2 + ½ r.v22
P1
– P2 = ½ r.v22 -
½ r.v12
P1
– P2 = ½ r(v22 – v12)
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa v2 > v1 kita
dapatkan P1 > P2 untuk luas penampang sayap F1 = P1 . A dan F2 = P2 . A dan
kita dapatkan bahwa F1 > F2. Beda gaya pada bagian bawah dan bagian atas (F1
– F2) menghasilkan gaya angkat pada pesawat terbang. Jadi, gaya
angkat pesawat terbang dirumuskan sebagai :
F1
– F2 = ½ r A(v22 – v12)
Dengan
r = massa jenis udara (kg/m3)
========o0o======
LATIHAN SOAL
1. Air yang mengalir dalam sebuah pipa yang
berdiameter 6 cm berkecepatan 1,5 m/det. Berapa kecepatan air dalam pipa yang
berpenampang dengan diameter 3 cm, jika pipa ini dihubungkan dengan pipa
pertama dan semia pipa penuh.
( jawab : 6 m/s)
2. Pipa dengan penampang 2 cm2
dialiri air dengan keceapatan 2 m/s. Ditanyakan :
Berapa cm3 dapat dialirkan tiap
menit ( jawab : 24.000 cm3)
Berapa kecepatan alir air bila pipa
dihubungkan dengan pipa yang berpenampang 1 cm2) (jawab : 400 cm/s)
3. Perhatikan alat
sepeti tergambar di sebeelah kanan
Berapa kecepatan air yang dipancarkan lewat
lobang
L. jika tekanan terhadap air 106
Pa dan tekanan udara L
Luar 105
Pa dan apabila kecepatan air dalam reservoir
Boleh diabaikan.
(jawab : 30 m/s)
4. Sebuah tangki berisi air dan mempunyai
kran setinggi 2 meter di atas tanah. Jika kran dibuka, maka air akan memancar keluar
dan jatuh pada jarak horizontal sejauh 15 m dari kran. Berapa tinggi permukaan
air dari kran, jika percepatan grafitasi bumi 10 m/s2 dan kecepatan
turunnya air boleh diabaikan. (jawab : 28,125 m)
5. Sebuah pipa panjang memiliki penampang
berbeda pada empat bagian. Luas penampang pipa berturut-turut pada bagian 1,
bagian 2, bagian 3 adalah 150 cm2, 100 cm2 dan 50 cm2.
Laju aliran air pada bagian 1 adalah 8 m/s. Sedangkan pada bagian 4 adalah 4,8
m/s. Tentukanlah :
Debit air melalui keempat penampang itu (jawab : 0,12 m3/s)
Luas penampang pada bagian 4 (jawab : 250
cm2)
Laju air pada bagian 2 dan 3 (jawab : 12 m/s , 24 m/s)
6. Sebuah pipa air memiliki dua penampang
yang berbeda. Diameter masing-masing penampang adalah 15 cm dan 10 cm. Jika
laju aliran pada penampang yang kecil adalah 9 m/s. Berapakah laju aliran pada
penampang yang besar ? (jawab : 4 m/s)
7. Sebuah tangki berisi air, pada jarak 20
meter di bawah permukaan air pada tangki itu terdapat kebocoran.
Berapa kecepatan air yang memancar dari
lubang tersebut. (jawab : 20 m/s
Bila luas lubang 1 x 10-6 m2.
Berapa liter volume air yang keluar dalam 1 detik. (0,02 liter)
8. Air mengalir melalui sebuah pipa
mendatar yang luas penampangnya berbeda, penampang X = 8 cm2,
kecepatan air adalah 3 cm/s. Tentukanlah :
Kecepatan air pada penampang Y yang luasnya
2 cm2. (jawab : 12 cm/s)
Beda tekanan antara X dan Y (jawab : 6,75 N/m2)
9. Pada suatu pipa mendatar yang luas
penampangnya 30 cm2, tekanan statis air yang mengalir dengan aliran
stasioner adalah 6,5 . 104 Pa dan tekanan totalnya adalah 6,7 . 104
Pa. Hitung :
Kecepatan aliran air (2 m/s)
Debit air yang melalui pipa (jawab : 6 liter/s)
10. Sebuah pipa silindris lurus memiliki
diameter 10 cm. Pipa tersebut diletakkan horizontal, sedangkan air mengalir
didalamnya dengan kecepatan 2 m/s. Diujung pipa terdapat mulut pipa dengan
diameter 1,25 cm.
Berapa kecepatan air yang keluar dari mulut
pipa. (jawab : 128 m/s).
Bila mulut pipa berhubungan dengan udara
luar, berapa tekanan air di dalam mulut pipa
jika Pbar = 1. 105 Pa.
(jawab : 82,9 . 105 Pa)
11.Air mengalir dengan aliran stasioner
sepanjang pipa mendapat yang luas penampangnya 20 cm2 pada suatu
bagian dan 5 cm2 pada bagian yang lebih sempit. Jika tekanan pada penampang
yang lebih sempit adalah 4,80 . 104 Pa dan laju alirannya 4 m/s,
Tentuknlah :
Laju aliran
(jawab : 1 m/s)
Tekanan pada penampang yang besar (jawab : 5,55 . 104 Pa)
12. Dalam suatu pipa, ada air mengalir. Di
suatu tempat, laju air adalah 3 m/s, sedangkan di tempat lian yang terletak 1
meter lebih tinggi, laju air adalah 4 m/s.
Berapakah tekanan air di tempat yang tinggi
bila tekanan air di tempat yang rendah 2 . 104 Pa. (jawab : 6,5 .103 N/m2)
Berapa tekanan air di tempat yang tinggi
bila air dalam pipa berhenti dan tekanan air di tempat yang rendah 1,8 .104
Pa. (jawab : 8 .103 N/m2)
13. Sebuah pipa lurus mempunyai dua macam
penampang, masing-masing 0,1 m2 dan 0,05 m2. pipa
tersebut diletakkan miring. Sehingga penampang kecil berada 2 m lebih tinggi
daripada penampang besar. Tekanan air pada penampang kecil adalah 2 .105
Pa. Dan laju air pada penampang besar 5 m/s. Tentukanlah :
laju air dalam penampang kecil dan tekanan
air pada penampang besar ?
(jawab : 10 m/s ; 2,575 .105
Pa).
Volume air yang melalui pipa per-menit (jawab : 30 m3)
14. Pesawat terbang modern dirancang untuk
gaya angkat kira-kira 1300 N per m2
penampang sayap. Anggap udara mengalir melalui sayap sebuah pesawat
terbang
dengan garis arus aliran udara. Jika kecepatan aliran udara yang melalui
bagian
yang lebih rendah adalah 100 m/s. Berapa kecepatan aliran udara di sisi
atas sayap
untuk menghasilkan gaya angkat sebesar 1300 N/m2 pada tiap
saya. (Massa jenis
udara 1,3 kg/m3). (jawab : 20V30 m/s)
15. Tiap sayap sebuah pesawat terbang
memiliki luas penampang 25 m2. jika kelajuan udara bagian bawah
sayap adalah 50 m/s dan pada bagian atasnya 70 m/s. Tentukanlah berat pesawat
itu. (anggap pesawat terbang mendatar pada kelajuan tetap pada ketinggian di
mana massa jenis udara sama dengan 1 kg/m2, juga anggap semua gaya
angkat dihasilkan oleh kedua sayap). (jawab : 60.000 N).
=======o0o=======
TEORI KINETIK
GAS
GAS IDEAL.
Untuk
menyederhanakan permasalahan teori kinetik gas diambil pengertian tentang gas
ideal :
1.
Gas ideal terdiri atas
partikel-partikel (atom-atom ataupun molekul-molekul ) dalam jumlah yang besar
sekali.
2.
Partikel-partikel tersebut
senantiasa bergerak dengan arah random/sebarang.
3.
Partikel-partikel tersebut merata
dalam ruang yang kecil.
4.
Jarak antara partikel-partikel jauh
lebih besar dari ukuran partikel-partikel, sehingga ukurtan partikel dapat
diabaikan.
5.
Tidak ada gaya antara partikel yang
satu dengan yang lain, kecuali bila bertumbukan.
6.
Tumbukan antara partikel ataupun
antara partikel dengan dinding terjadi secara lenting sempurna, partikel dianggap sebagai bola
kecil yang keras, dinding dianggap licin dan tegar.
7.
Hukum-hukum Newton tentang gerak
berlaku.
Pada
keadaan standart 1 mol gas menempati volume sebesar 22.400 cm3
sedangkan jumlah atom dalam 1 mol sama dengan : 6,02 x 1023 yang
disebut bilangan avogadro (No) Jadi pada keadaan standart jumlah
atom dalam tiap-tiap cm3 adalah :
Banyaknya
mol untuk suatu gas tertentu adalah : hasil bagi antara jumlah atom dalam gas
itu dengan bilangan Avogadro.
n = jumlah mol gas
N = jumlah atom
No = bilangan avogadro 6,02
x 1023.
SOAL LATIHAN
1.
Massa satu atom hidrogen 1,66 x 10-24
gram. Berapakah banyaknya atom dalam :
1 gram Hidrogen dan 1 kg hidrogen.
2.
Dalam setiap mol gas terdapat 6,02
x 1023 atom. Berapa banyaknya atom dalam tiap-tiap ml dan dalam tiap-tiap liter gas pada kondisi
standard.
3.
Berapakah panjang rusuk kubus dalam
cm yang mengandung satu juta ataom pada keadaan normal ? Massa molekul 32
gram/mol
4.
Tentukan volume yang ditempati oleh
4 gram Oksigen pada keadaan standart. Masa molekul Oksigen 32 gram/mol.
5.
Sebuah tangki volumenya 5,9 x 105
cm3 berisi Oksigen pada keadaan standart. Hitung Masa Oksigen dalam tangki bila massa molekul
Oksigen 32 gram/mol.
DISTRIBUSI
KECEPATAN PARTIKEL GAS IDEAL.
Dalam
gas ideal yang sesungguhnya atom-atom tidak sama kecepatannya. Sebagian
bergerak lebih cepat, sebagian lebih lambat. Tetapi sebagai pendekatan kita
anggap semua atom itu kecepatannya sama. Demikian pula arah kecepatannya
atom-atom dalam gas tidak sama. Untuk mudahnya kita anggap saja bahwa :
sepertiga jumlah atom bergerak sejajar sumbu x, sepertiga jumlah atom bergerak
sejajar sumbu y dan sepertiga lagi bergerak sejajar sumbu z.
Kecepatan
bergerak tia-tiap atom dapat ditulis dengan bentuk persamaan :
vras =
vras
= kecepatan tiap-tiap atom, dalam m/det
k = konstanta Boltzman
k = 1,38 x 10-23 joule/atom oK
T = suhu dalam oK
m = massa atom, dalam satuan kilogram.
Hubungan
antara jumlah rata-rata partikel yang bergerak dalam suatu ruang ke arah kiri
dan kanan dengan kecepatan partikel gas ideal, digambarkan oleh MAXWELL dalam bentuk : DISTRIBUSI MAXWELL.
Oleh
karena serta maka tiap-tiap molekul
gas dapat dituliskan kecepatannya dengan rumus :
vras =
M = massa gas per mol dalam satuan kg/mol
R = konstanta gas umum = 8,317 joule/moloK
Dari persamaan di atas dapat dinyatakan bahwa :
Pada suhu yang sama, untuk 2 macam
gas kecepatannya dapat dinyatakan :
vras1
: vras2
= :
vras1
= kecepatan molekul gas 1
vras2
= kecepatan molekul gas 2
M1
= massa molekul gas 1
M2
= massa molekul gas 2
Pada gas yang sama, namun suhu
berbeda dapat disimpulkan :
vras1
: vras2
= :
LATIHAN SOAL
1.
Hitunglah kecepatan molekul udara
pada tekanan 1 atmosfer suhu 0o C dan massa molekul udara = 32
gram/mol.
2.
Tentukan perbandingan antara
kecepatan gas hidrogen dengan Oksigen pada suatu suhu tertentu. Massa molekul
gas Hidrogen 2 gram/mol dan massa molekul Oksigen = 32 gram/mol.
3.
Berapakah kecepatan molekul gas
Methana pada suhu 37o C. Massa molekul gas methana 16 gram/mol.
4.
Carilah kecepatan molekul gas
methana pada suhu -120o C bila massa molekulnya 16 gram/mol.
5.
carilah pada suhu berapa kecepatan
molekul Oksigen sama dengan kecepatan molekul Hidrogen pada suhu 300o
K. Massa molekul Oksigen = 32 gram/mol dan massa molekul hidroen = 2 gram/mol
6.
Pada suhu berapakah maka kecepatan
molekul zat asam sama dengan molekul Hidrogen pada suhu 27o C. Massa
molekul zat asam 32 gram/mol dan massa molekul Hidrogen = 2 gram/mol.
7.
Massa sebuah molekul Nitrogen
adalah empat belas kali massa sebuah molekul Hidrogen. Dengan demikian
tentukanlah pada suhu berapakah kecepatan rata-rata molekul Hidrogen sama
dengan kecepatan rata-rata molekul Nitrogen pada suhu 294 oK.
HUBUNGAN
TEKANAN DENGAN GERAK PARTIKEL.
Bayangkan
gas ini dimasukkan ke dalam kubus yang panjang rusuknya L. Kubus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga rusuknya sejajar dengan sumbu-sumbu koordinat.
Andaikanlah
jumlah atom dalam kubus banyaknya N. jadi atom sebanyak bergerak hilir mudik
sejajar sumbu x dengan kecepatan vras. Tiap kali tumbukan atom
dengan permukaan ABCD kecepatan itu berubah dari + vras menjadi -vras. Jadi partikel mengalami
perubahan momentum m (-vras) - m(+vras) = - 2m vras
Sebaliknya
partikel memberikan momentum sebesar +2m vras kepada dinding.
Selang
waktu antara dua buah tumbukan berturut-turut antara atom dengan permukaan ABCD
sama dengan waktu yang diperlukan oleh atom untuk bergerak ke dinding yang satu
dan kembali, atau menempuh jarak 2 L.
t = selang waktu antara dua tumbukan.
Karena
impuls sama dengan perubahan momentum, maka dapat dinyatakan bahwa :
F
. t = 2 m vras
F
. = 2 m vras
Maka
gaya rata-rata untuk satu atom dapat dinyatakan dengan persamaan :
Jadi
untuk gaya rata-rata atom dapat dinyatakan
dengan persamaan :
Tekanan
rata-rata pada permukaan ialah hasil
bagi antara gaya dengan luas bidang tekan. Jadi :
Karena
L3 = Volume kubus (V) Nm =
massa gas dengan N atom. dan sama dengan massa
jenis gas, maka dapat dinyatakan :
atau
P = tekanan gas satuan
: N/m2
m = massa atom satuan
: kg
vras
= kecepatan atom satuan : m/det
V = volume gas satuan
: m3
Persamaan
tersebut dapat pula dinyatakan dalam bentuk :
Persamaan
ini menunjukkan hubungan antara tekanan dengan energi kinetik atom atau
partikel.
LATIHAN SOAL
1.
Carilah kecepatan rata-rata molekul
oksigen pada 76 cm Hg dan suhu 00 c bila pada keadaan ini massa
jenis oksigen adalah sebesar 0,00143 gram/cm3.
2.
Carilah kecepatan rata-rata molekul
oksigen pada suhu 00 c dan tekanan 76 cm Hg bila massa jenis oksigen
pada kondisi ini 1,429 kg/m3 . g = 9,8 m/s2.
3.
Pada keadaan standard kecepatan
rata-rata molekul oksigen adalah 1,3 x 103 m/det. Berapakah massa
jenis molekul oksigen pada kondisi ini. g = 9,8 m/s2.
4.
Hitung kecepatan rata-rata molekul
Hidrogen pada suhu 200 c dan tekanan 70 cm Hg bila massa jenis
molekul Hidrogen pada suhu 00 c adalah 0,000089 gram/cm3.
g = 9,8 m/det2.
5.
Pada kondisi normal jarak rata-rata
antara molekul-molekul Hidrogen yang bertumbukan 1,83 x 10-5 cm.
Carilah :
a. Selang waktu antara dua buah tumbukan berturutan.
b. Jumlah tumbukan tiap detik. Massa jenis Hidrogen 0,009
kg/m3.
6.
Bila jarak rata-rata antara
tumbukan molekul-molekul karbon dioksida pada kondisi standard 6,29 x 10-4
cm, berapakah selang waktu tumbukan molekul-molekul di atas? Masa jenis karbondioksida pada keadaan
standarad 1,977 kg/m3
TEMPERATUR
PERSAMAAN GAS IDEAL.
Gas
di dalam suatu ruang akan mengisi sepenuhnya ruang tersebut, sehingga volume
ruang itu sama dengan volume gas. Menuru Boyle : P . V = konstanta, sedang
menurut Gay-Lussac
V
= K’ ( 2730 + t )
Gabungan dari Boyle dan
Gay-lussac diperoleh :
P
. V = K’ ( 2730 + t )
Persamaan
Keadaan Gas Ideal.
Rumus tersebut dapat ditulis
sebagai :
P
. V = K’ . T atau P . V = N. k .T
T
= Suhu mutlak
N
= Banyaknya partikel gas
k
= Konstanta Boltman = 1,38 x 10-23 joule/0K
Persamaan tersebut di atas
sering pula ditulis sebagai berikut :
P
. V = n R T dengan
P
= tekanan mutlak gas ideal satuan
: N/m2
V
= volume gas satuan
: m3
T
= suhu mutlak gas satuan
: oK
n
= jumlah molekul gas satuan
: mol
R
= kondtanta gas umum, dimana : satuan
: mol
R = 8,317 joule/mol.0K
= 8,317 x 107 erg/mol0K
= 1,987 kalori/mol0 K
= 0,08205 liter.atm/mol0K
Jumlah
mol suatu gas adalah : massa gas itu
dibagi dengan massa molekulnya. ( Mr ) Jadi :
atau
Dan
karena massa jenis gas () maka kita dapatkan persamaan dalam bentuk sebagai berikut :
atau atau
Jelas
kita lihat bahwa rapat gas atau massa jenis gas tergantung dari tekanan, suhu
dan massa molekulnya.
Persamaan
gas sempurna yang lebih umum, ialah dinyatakan dengan persamaan :
Jadi
gas dengan massa tertentu menjalani proses yang bagaimanapun perbandingan
antara hasil kali tekanan dan volume dengan suhu mutlaknya adalah konstan. Jika
proses berlangsung dari keadaan I ke keadaaan II maka dapat dinyatakan bahwa :
Persamaan
ini sering disebut dengan Hukum Boyle-Gay
Lussac.
HUBUNGAN
ANTARA TEMPERATUR DENGAN GERAK PARTIKEL.
Berdasarkan
sifat-sifat gas ideal kita telah mendapatkan persamaan P.V = n.R.T.
Dengan
demikian maka energi kinetik tiap-tiap partikel dapat dinyatakan dengan :
P.V
= n.R.T
Ek
= Energi kinetik partikel.
LATIHAN SOAL
1.
Sebuah tangki yang volumenya 0,056
m3 berisi 02 yang tekanan mutlaknya 16 x 107 dyne/cm2 dan
suhunya 270 C.
a. Berapa kilogramkah 02 di dalam tangki tersebut
?
b. Berapakah volume gas tersebut bila mengembang hingga
tekanannya menjadi
106
dyne/cm2 dan suhunya menjadi 500 C.
2.
Berapa erg tenaga kinetik translasi
sebuah molekul zat asam pada suhu 270 C. Mssa molekul zat asam
adalah 32 gram/mol.
3.
Tentukanlah energi kinetik sebuah
atom gas Helium pada suhu 270 C. k = 1,38 x 10-23
joule/atom.0K.
4.
Tentukan energi kinetik dari 1 gram
gas Amonia pada suhu 270 C Massa molekul Amonia adalah 17 gram/mol.
5.
20 gram Oksigen pada suhu 270
C di ubah menjadi energi kinetik. Carilah besar energi kinetik tersebut bila
massa molekul dari gas Amonia adalah 17,03 gram/mol.
6.
Berapakah energi kinetik dari
translasi molekul-molekul dalam 10 gram amoniak pada suhu 200 C.
Massa molekul dari Amoniak adalah 17,03 gram/mol.
7.
Hitunglah massa dan energi kinetik
translasi dari gas Helium dengan tekanan 105 N/m2 dan
temperaturnya 300 C di dalam sebuah balon bervolume 100 m3
. Massa molekul gas Helium adalah 4,003 gram/mol.
HUKUM I TERMODINAMIKA.
KALOR JENIS GAS.
Suhu suatu gas dapat dinaikkan dalam kondisi yang
bermacam-macam. Volumenya dikonstankan, tekanannya dikonstankan atau
kedua-duanya dapat dirubah-rubah menurut
kehendak. Pada tiap-tiap kondisi ini panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu
sebesar satu satuan suhu untuk tiap satuan massa adalah berlainan. Dengan kata
lain suatu gas mempunyai bermacam-macam kapasitas panas. Tetapi hanya dua macam
yang mempunyai arti praktis yaitu :
- Kapasitas panas
pada volume konstan.
- Kapasitas panas
pada tekanan konstan.
Kapasitas panas gas ideal
pada tekanan konstan selalu lebih besar dari pada kapasitas panas gas ideal
pada volume konstan, dan selisihnya sebesar konstanta gas umum (universil) yaitu : R = 8,317 J/mol 0K.
cp - cv = R
cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas
ideal pada tekanan konstan.
cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis )
gas ideal pada volume konstan.
Berdasarkan teori kinetik
gas kita dapat menghitung panas jenis gas ideal,sebagai berikut:
a. Untuk gas beratom tunggal
( monoatomik ) diperoleh bahwa :
b. Untuk gas beratom dua (
diatomik ) diperoleh bahwa :
= konstanta Laplace.
LATIHAN SOAL
1. Hitunglah kalor
jenis gas Oksigen pada volume dan tekanan tetap bila massa molekul gas Oksigen
32 gram/mol.
2. Hitunglah kalor
jenis gas-gas berikut ini pada volume dan tekanan tetap.
a. Gas Neon
monoatomik, bila masa molekulnya 2,018 gram/mol
b. Gas Hidrogen
diatomik, bila massa molekulnya 2,016 gram/mol
3. Kapasitas panas
jenis Nitrogen pada volume tetap adalah
7,14 x 102 J/kg 0K. Carilah kapasitas panas jenisnya pada
tekanan tetap. Diketahui massa molekul Nitrogen 28 gram/mol dan konstanta umum
gas R = 8,317 J/mol0K
4. Hitunglah kalor
jenis gas Argon beratom satu pada volume tetap bila kalor jenisnya pada tekanan
tetap 5,23 x 102 J/kg 0K = 1,67
5. Hitunglah kalor
jenis pada tekanan tetap dari gas Oksida zat lemas beratom dua bila kalor
jenisnya pada volume tetap adalah 6,95 x 102 J/kg. 0K dan
= 1,4
USAHA YANG DILAKUKAN GAS.
Temodinamika merupakan
cabang ilmu fisika yang mempelajari mengenai pengaliran panas,
perubahan-perubahan energi yang diakibatkan dan usaha yang dilakukan oleh
panas.
1. Usaha luar ( W )
yaitu : Usaha yang dilakukan oleh sistem terhadap sekelilingnya terhadap
sistem. Misalkan gas dalam ruangan yang berpenghisap bebas tanpa gesekan
dipanaskan ( pada tekanan tetap ) ; maka volume akan bertambah dengan V.
Usaha yang dilakukan oleh gas terhadap udara luar :
W = p.V
2. Usaha dalam ( U )
adalah : Usaha yang dilakukan oleh bagian dari suatu sistem pada bagian lain
dari sitem itu pula. Pada pemanasan gas seperti di atas, usaha dalam adalah
berupa gerakan-gerakan antara molekul-molekul gas yang dipanaskan menjadi lebih
cepat.
Energi dalam
suatu gas Ideal adalah :
HUKUM I TERMODINAMIKA.
Dalam suatu sistem yang
mendapat panas sebanyak Q akan terdapat perubahan energi dalam (U ) dan melakukan usaha luar (W ).
Q = U + W
Q = kalor yang masuk/keluar sistem
U = perubahan energi dalam
W = Usaha luar.
PROSES
- PROSES PADA HUKUM TERMODINAMIKA I.
1.
Hukum I
termodinamika untuk Proses Isobarik.
Pada proses ini gas
dipanaskan dengan tekanan tetap.
( lihat gambar ).
sebelum dipanaskan sesudah dipanaskan
Dengan demikian pada proses
ini berlaku persamaan Boyle-GayLussac
Jika grafik ini digambarkan
dalam hubungan P dan V maka dapat grafik sebagai berikut :
Pemanasan
Pendinginan
Usaha luar yang dilakukan
adalah : W = p ( V2 - V1 ). karena itu hukum I
termodinamika dapat dinyatakan :
Q = U + p ( V2 - V1 )
Panas yang diperlukan untuk
meningkatkan suhu gas pada tekanan tetap dapat dinyatakan dengan persamaan :
Q = m cp ( T2 - T1 )
Pertambahan energi dalam gas
dapat pula dinyatakan dengan persamaan :
U = m cv ( T2 - T1 )
Karena itu pula maka usaha
yang dilakukan pada proses isobarik dapat pula dinyatakan dengan persamaan :
W =Q - U = m ( cp - cv ) ( T2 - T1
)
m = massa gas
cp =
kalor jenis gas pada tekanan tetap
cv = kalor
jenis pada volume tetap.
LATIHAN SOAL.
1. Satu gram air ( 1
cc ) berubah menjadi 1,671 cc uap bila dididihkan pada tekanan 1 atm. Panas penguapan pada tekanan ini
adalah 539 kal/gram. Hitunglah usaha luar pada penembakan energi dalam.
2. 1 liter air
massanya 1 kg mendidih pada suhu 1000 C dengan tekanan 1,013 x 105
N/m2 diubah menjadi uap pada suhu 1000 C dan tekanan
1,013 x 105 N/m2 . Pada keadaan ini volume uap air adalah
1,674 liter. Carilah usaha luar yang dilakukan dan dihitung penambahan energi
dalam. Panas penguapan air 2,26 . 106 J/kg.
3. Gas Nitrogen yang
massanya 5 kg suhunya dinaikkan dari 100 c menjadi 1300 c
pada tekanan tetap. Tentukanlah :
a. Panas yang ditambahkan
b. Penambahan energi dalam
c. Usaha luar yang dilakukan.
4. Satu mol karbon
monoksida dipanaskan dari 150 C menjadi 160 C pada
tekanan tetap. Bila massa molekul karbon monoksida adalah 28,01 gram/mol cp
= 1,038 x 103 J/kg 0K dan g = 1,4
Tentukanlah :
a. Penambahan
energi dalam.
b. Usah luar yang
dilakukan.
2. Hukum I Termodinamika untuk Proses Isokhorik (
Isovolumik )
Pada proses ini volume
Sistem konstan. ( lihat gambar )
Sebelum dipanaskan. Sesudah dipanaskan.
Dengan demikian dalam proses
ini berlaku Hukum Boyle-Gay Lussac dalam bentuk :
Jika digambarkan dalam
grafik hubungan P dan V maka grafiknya sebagai berikut :
Pemanasan
Pendinginan
Karena V = 0 maka W = p . V
W = 0 ( tidak ada usaha luar
selama proses )
Q = U2 - U1
Kalor yang diserap oleh
sistem hanya dipakai untuk menambah energi dalam (U )
Q = U
U = m . cv ( T2 - T1 )
LATIHAN SOAL
1. Temperatur 5 kg
gas Nitrogen dinaikkan dari 100 C menjadi 1300
C pada volume tetap. Bila cv = 7,41 x 102 J/kg 0K
, cp = 1,04 x 103 J/kg 0K, carilah :
a. Usaha luar yang dilakukan.
b. Penambahan energi dalam.
c. Panas Yang ditambahkan.
2. Suatu gas yang
massanya 3 kg dinaikkan suhunya dari -200 C menjadi 800 C melalui proses
isokhorik. Hitunglah penambahan energi dalam gas tersebut, bila diketahui cp = 248 J/kg 0K, cv = 149 J/kg 0K
3. Satu mol karbon
monoksida dipanaskan dari 150 C menjadi 160 C pada volume
tetap. Massa molekulnya 28,01 gram/mol. cp = 1,03 x 103
J/kg. 0 K dan g = 1,40 .
Hitunglah penambahan energi dalam.
4. Gas Ideal
sebanyak 2 mol dengan tekanan 4 atsmosfer volumenya sebesar 8,2 liter. Gas ini
mengalami proses isokhorik sehingga tekanannya menjadi 8 atsmosfer. Bila
diketahui : cv = 3 kal/mol. 0C dan R = 0,08207 liter.
atm/mol. 0 C ; tentukanlah :
a. Usaha yang
dilakukan.
b. Panas yang
ditambahkan.
3.
Hukum I termodinamika untuk proses Isothermik.
Selama proses suhunya
konstan.
( lihat gambar )
Sebelum dipanaskan. Sesudah dipanaskan.
Oleh karena suhunya tetap,
maka berlaku Hukum BOYLE.
P1 V2
= P2 V2
Jika digambarkan grafik
hubungan P dan V maka grafiknya berupa :
Pemanasan
Pendinginan
Karena suhunya konstan T2
= T1 maka :
U = U2 - U1
= n R T2
- n R T1
= 0 ( Usaha dalamnya nol )
Kalor yang diserap sistem
hanya dipakai untuk usaha luar saja.
ln x =2,303 log x
4.
Hukum I Termodinamika untuk proses Adiabatik.
Selama proses tak ada panas
yang masuk / keluar sistem jadi Q = 0
( lihat gambar )
Sebelum proses Selama/akhir proses
oleh karena tidak ada panas
yang masuk / keluar sistem maka berlaku Hukum
Boyle-Gay Lussac
Jika digambarkan dalam
grafik hubungan P dan V maka berupa :
Pengembangan
Pemampatan
Karena Q = 0 maka O = U + W
U2 -U1
= -W
Bila W negatif ( -W = sistem ditekan ) usaha dalam sistem (U ) bertambah. Sedangkan hubungan antara suhu mutlak dan
volume gas pada proses adibatik, dapat dinyatakan dengan persamaan :
T.Vg-1 = konstan
atau T1.V1g-1 = T2.V2g-1
Usaha yang dilakukan pada
proses adiabatik adalah :
W = m . cv ( T1
- T2 ) atau W = ( V2g-1 - V1g-1 )
Juga berlaku persamaan : P1.V1g = P2.V2g
LATIHAN SOAL.
1. Perbandingan
kompresi sebuah mesin disel kira-kira 156. Jika
pada permulaan gerak pemampatan silindernya berisi udara sebanyak 2 mol pada
tekanan 15 N/m2 dan suhu 2470 c, hitunglah tekanan dan
suhu pada akhir gerak. Andai kata udara sebagai gas ideal dan pemampatanya
secara adiabatik. massa molekul udara adalah 32 gram/mol. cv = 650
J/kg0K dan cp = 909 J/kg 0K. Hitunglah usaha
luar yang dilakukan.
2. Suatu volume gas
Nitrogen sebesar 22,4 liter pada tekanan 105 N/m2 dan
suhu 00 C dimampatkan secara adiabatik sehingga volumenya menjadi
1/10 volume mula-mula. Carilah :
a. Tekanan akhirnya.
b. Suhu akhirnya.
c. Usaha luar yang dilakukan.
Diketahui pula bahwa Mr = 28 gram/mol = 1,4 cv = 741 J/kg 0K.
3. Lima molekul gas
Neon pada tekanan 2 x 105 Nm-2 dan suhu 270 c
dimampatkan secara adiabatik sehingga volumenya menjadi 1/3 dari volume
mula-mula. Bila g = 1,67 cp = 1,03 x 103
J/kg 0K Mr = 20,2 gram/mol. Tentukan :
a. Tekanan akhir pada proses ini.
b. Temperatur akhir.
c. Usaha luar yang dilakukan.
4. Suatu gas ideal
dengan = 1,5 dimampatkan secara adiabatik sehingga volumenya menjadi kali dari volume mula-mula. Bila pada awal proses tekanan gas
1 atm, tentukanlah tekanan gas pada akhir proses.
5. Gas oksigen
dengan tekanan 76 cm Hg dimampatkan secara adiabatik sehingga volumenya
menjadi volume mula-mula. Bila gas Oksigen adalah gas diatomik dan R
= 8,317 J/mol 0K ;
Tentukanlah tekanan akhir gas tersebut.
6. Volume gas pada
suhu 200 C mengembang secara adiabatik sehingga volumenya menjadi 2
kali volume mula-mula. Tentukanlah temperatur akhirnya bila g =1,4.
PENERAPAN HUKUM I TERMODINAMIKA.
PENGERTIAN SIKLUS.
Suatu pesawat yang dapat
mengubah seluruh kalor yang diserapnya menjadi usaha secara terus menerus belum
pernah kita jumpai. yang ada hanya pengubahan kalor menjadi usaha melalui satu
tahap saja. Misalnya : proses isothermis.
Agar sistem ini dapat
bekerja terus-menerus dan hasilnya ada kalor yang diubah menjadi usaha,
maka harus ditempuh cara-cara tertentu.
Perhatikan gambar di bawah ini.
- Mulai dari ( P1
, V1 ) gas mengalami proses isothermis sampai ( P2 , V2
).
- Kemudian proses isobarik
mengubah sistem dari ( P2 , V2 ) sampai ( P2 ,
V1 ).
- Akhirnya proses isobarik
membuat sistem kembali ke ( P1 , V1 ).
Usaha yang dilakukan sama dengan
luas bagian gambar yang diarsir proses seperti yang ditunjukkan pada gambar
diatas disebut : SIKLUS. Pada akhir proses sistem kembali ke keadaan semula.
Ini berarti pada akhir siklus energi dalam sistem sama dengan energi dalam
semula. Jadi untuk melakukan usaha secara terus menerus, suatu siklus harus
melakukan usaha secara terus menerus, suatu siklus harus bekerja dalam suatu
siklus.
LATIHAN SOAL.
1. Gas sebanyak 2mol
dengan cv = 12,6 J/mol 0K menjalani garis tertutup (1),
(2) dan (3). Proses 2-3 berupa pemampatan isotermik. Hitunglah untuk tiap-tiap
bagian garis tertutup itu :
a. Usaha oleh gas.
b. Panas yang ditambahkan pada gas.
c. Perubahan energi dalamnya.
2. Pada suatu prose
tertentu diberikan panas sebanyak 500 kalori ke sistem yang bersangkutan dan
pada waktu yang bersamaan dilakukan pula usaha mekanik sebesar 100 joule
terhadap sistem tersebut. Berapakah tambahan energi dalamnya ?
3. Diagram di bawah
ini menunjukkan tiga proses untuk suatu gas ideal, di titik 1 suhunya 600 0K dan
tekanannya 16 x 105 Nm-2 sedangkan volumenya 10-3m3
. Dititik 2 volumenya 4 x 10-3m3 dari proses 1-2 dan 1-3
salah satu berupa proses isotermik dan yang lain adiabatik. g = 1,5
a. Diantara proses 1-2 dan 1-3 yang manakah proses isotermik dan mana
adiabatik ?
Bagaimana kita dapat
mengetahui ?
b. Hitung tekanan di titik 2 dan 3
c. Hitung suhu dititik 2 dan 3
d. Hitung volumenya di titik 3 pada proses itu.
4. Pada permulaan 2
mol zat asam ( gas diatomik ) suhunya 270 c dan volumenya 0,02 m3.
Gas disuruh mengembang secara isobaris sehingga volumenya menjadi dua kali
lipat kemudian secara adiabatik hingga suhunya mencapai harga yang seperti
permulaan lagi. R = 8,317 J/mol 0K. Tentukanlah :
a. Berapakah banyaknya energi dalam totalnya ?
b. Berapakah banyaknya panas yang ditambahkan ?
c. Berapakah usaha yang dilakukan
?
d. Berapakah volume pada akhir proses ?
5. Sebuah mesin
pemanas menggerakkan gas ideal monoatomik sebenyak 0,1 mol menurut garis
tertutup dalam diagram P-V pada gambar di bawah ini. Proses 2-3 adalah proses
adiabatik.
a. Tentukanlah
suhu dan tekanan pada titik 1,2 dan 3.
b. Tentukanlah
usaha total yang dilakukan gas.
EFISIENSI MESIN.
Mengubah tenaga panas
menjadi tenaga mekanik pertama-tama selalu memerlukan sebuah mesin, misalnya :
mesin uap, mesin bakar atau mesin diesel. Pengalaman-pengalaman dengan
mesin-mesin yang terdapat dalam praktek membawa kita kepada hukum Termodinamika
II yang ringkasnya sebagai berikut :
“ Adalah
Tidak Mungkin Dapat Suatu Mesin Yang Bekerja Dalam Lingkaran Yang Tidak
Menimbulkan Efek Lain Selain Daripada Mengambil Panas Dari Suatu Sumber Dan
Merubah Panas Ini Seluruhnya Menjadi Usaha “.
Siklus
Carnot Dan Efesiensinya.
Siklus Carnot.
Siklus carnot yang disebut
siklus ideal ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Siklus Carnot dibatasi oleh
garis lengkung isotherm dan dua garis lengkung adiabatik. Hal ini memungkinkan
seluruh panas yang diserap ( input panas ) diberikan pada satu suhu panas yang
tinggi dan seluruh panas yang dibuang ( panas output ) dikeluarkan pada satu
suhu rendah.
-
Kurva ab dan cd masing-masing adalah kurva
pengembangan dan pemampatan isoteremis.
-
Kurva bc dan da masing-masing adalah kurva
pengembangan dan pemampatan adiabatik.
Untuk bahan perbandingan,
ditunjukkan beberapa siklus untuk berbagai jenis mesin.
SIKLUS MESIN BAKAR.
Siklus mesin bakar atau lebih umum disebut siklus Otto di
tunjukkan pada gambar di bawah ini.
Siklus Otto dibatasi oleh
dua garis lengkung adiabatik dan dua garis lurus isokhorik. Dimulai dari titik
a, maka :
-
Kurva ab dan cd masing-masing adalah kurva
pemampatan dan pengembangan adiabatik.
-
Garis lurus bc dan da masing-masing adalah garis
lurus untuk pemanasan dan pendinginan isokhorik.
SIKLUS MESIN DIESEL.
Siklus untuk mesin diesel
ditunjukkan pada gambar di atas ini. Siklus pada mesin diesel dibatasi oleh dua
garis lengkung adiabatik dan satu garis lurus isobarik serta satu garis lurus
isokhorik.
Dimulai dari titik a, maka :
-
Kurva ab dan cd masing-masing adalah kurva
pemampatan dan pengembangan adiabatik.
-
Garis lurus bc adalah garis lurus pemanasan
isobarik.
-
Garis lurus cd adalah garis lurus pendinginan
isokhorik..
SIKLUS
MESIN UAP.
Siklus mesin uap yang juga
disebut siklus Rankine ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Siklus ini
dibatasi oleh dua garis lengkung adiabatik dan dua garis lurus isokhorik. hanya
saja pada mesin uap ini terdapat proses penguapan dan pengembunan.
Mula-mula air dalam keadaan
cair dengan suhu dan tekanan rendah di titik a.
-
kurva ab adalah kurva pemampatan secara adiabatik dengan tekanan yang sama
dengan tekanan di dalam periuk pendingin.
- garis cd adalah proses
pengubahan air menjadi uap.
- Garis de adalah prosers
pemanasan sehingga suhu uap sangat tinggi.
- Kurva ef adalah proses
pengembangan secara adiabatik.
- garis fa adalah proses
pengembunan sehingga kembali ke keadaan awalnya.
HUKUM II TERMODINAMIKA.
Effisiensi
(daya guna mesin)
Dalam hukum II Termodinamika
akan dibahas perubahan kalor menjadi energi mekanik melalui sebuah mesin, dan
ternyata belum ada sebuah mesinpun yang dapat mengubah sejumlah kalor menjadi
energi mekanik seluruhnya.
Sebuah mesin diberi energi
berupa kalor Q1 pada suhu tinggi T1, sehingga mesin melakukan
usaha mekanik W. Energi yang dibuang berupa kalor Q2 pada suhu T2,
maka effisiensi mesin adalah :
Menurut
Carnot untuk effisiensi mesin carnot berlaku pula :
Sebenarnya tidak ada mesin
yang mempunyai effisiensi 100 % dan dalam praktek effisiensi mesin kurang dari
50 %.
LATIHAN SOAL
1. Sebuah mesin
Carnot yang reservoir suhu tingginya pada 127 oC menyerap 100 kalori
dalam tiap-tiap siklus pada suhu ini dan mengeluarkan 80 kalori ke reservoir
suhu rendah. Tentukanlah suhu reservoir terakhir ini.
2. Berapakah
effisiensi suatu mesin yang menerima 200 kalori dari sebuah reservoir bersuhu
400 oK dan melepaskan 175 kalori ke sebuah reservoir lain yang
bersuhu 320 oK. Jika mesin
tersebut merupakan mesin carnot berapakah effisiensinya.
3. Hitunglah
effisiensi ideal dari suatu mesin Carnot yang bekerja antara 100 oC
dan 400 oC.
4. Sebuah mesin
carnot yang menggunakan reservoir suhu rendah pada 7 oC, daya
gunanya 40 %. Kemudian daya gunanya diperbesar 50 %. Berapakah reservoir suhu
tingginya harus dinaikkan.
5. Mesin Carnot
bekerja di antara dua reservoir panas yang bersuhu 400 oK dan 300oK.
Jika dalam tiap siklus, mesin menyerap panas sebanyak 1.200 kalori dari
reservoir yang bersuhu 400 oK, maka berapakah panas yang dikeluarkan
ke reservoir yang bersuhu 300 oK.
6. Sebuah mesin
carnot bekerja diantara 450 oC dan 50oC. Berapakah
effisiensinya ?
----o0o-----
PERUMUSAN KELVIN-PLANK
PERUMUSAN KELVIN-PLANK
TENTANG HUKUM II TERMODINAMIKA
Pada dasarnya perumusan
antara Kelvin dan Plank mengenai suatu hal yang sama, sehingga perumusan
keduanya dapat digabungkan dan sering disebut : Perumusan Kelvin-Plank Tentang Hukum Ii Termodinamika.
Perumusan Kelvin-Plank
secara sederhana dapat dinyatakan sebagai berikut :
“Tidak Mungkin Membuat Pesawat Yang Kerjanya
Semata-Mata Menyerap Kalor Dari Sebuah
Reservoir
Dan Mengubahnya Menjadi Usaha”
Sebagai contoh marilah kita
perhatikan proses yang sebenarnya terjadi pada motor bakar dan motor bensin.
-
Mula-mula campuran uap bensin dan udara dimasukkan
ke dalam silinder dengan cara menarik penghisap.
-
Kemudian penghisap ditekan, dengan demikian campuran
tadi dimampatkan sehingga temperatur dan tekanannya naik.
-
Campuran tadi kemudian dibakar dengan loncatan bunga
api listrik. Proses pembakaran ini menghasilkan campuran dengan temperatur dan
tekanan yang sangat tingi, sehinga volume campuran tetap (proses isokhorik)
-
Hasil pembakaran tadi mengembang, mendorong
penghisap, sedangkan tekanan dan temperaturnya turun, tetapi masih lebih tinggi
dari tekanan dan temperatur di luar.
-
Katub terbuka, sehingga sebagian campuran itu ada
yang keluar sedangkan penghisap masih tetap ditempatnya.
-
Akhirnya penghisap mendorong hampir seluruhnya
campuran hasil pembakaran itu keluar.
PERUMUSAN CLAUSIUS
TENTANG HUKUM II TERMODINAMIKA.
Perumusan Clausius tentang
hukum II Termodinamika secara sederhana dapat diungkapkan sebagai berikut :
“Tidak Mungkin Membuat Pesawat Yang Kerjanya Hanya
Menyerap Dari Reservoir Bertemperatur Rendah Dan Memindahkan Kalor Itu Ke
Reservoir Yang Bersuhu Tinggi, Tanpa Disertai Perubahan Lain.
Sebagai contoh marilah kita
lihat proses pada lemari pendingin (lemari es) yang bagannya pada gambar di
bawah ini.
-
Zat cair di
dalam wadahnya pada tekanan tinggi harus melalui saluran yang sempit, menuju ke
ruang yang lapang (Avoporator). Proses ini disebut : Proses Joule-Kelvin.
-
Tiba di ruang yang lapang, temperatur dan tekanan
zat cair tadi berkurang, dan zat cair juga menguap. Untuk menguap maka zat cair
ini memerlukan kalor yang diserap dari reservoir T2 (suhu reservoir
dingin = suhu benda yang akan didinginkan).
-
Kemudian uap pada tekanan rendah ini masuk ke dalam
kompresor, dimampatkan, sehingga tekanannya dan temperaturnya naik. Temperatur
uap ini lebih tingi dari temperatur reservoir T1 (temperatur suhu
tingi) dan T1 > T2
-
Di dalam kondensor uap ini memberikan kalor pada
reservoir T1. Sebagai reservoir T1 dapat digunakan udara
dalam kamar atau air. Zat yang sering dipakai pada pesawat pendingin adalah : Amoniak.
Pada proses ini selain pemindahan kalor dari reservoir dingin T2 ke
reservoir T1, terjadi pula perubahan usaha menjadi kalor yang ikut
dibuang di T1.
KUNCI
JAWABAN.
Kalor
Jenis Gas.
1. 6,5 x 102
joule/kg 0K
9,1 x102 J/kg 0K
2. a) 6,2 x 102
J/kg 0K
1,03 x 102 J/kg 0K
b) 1,03 x 104 J/kg 0K
1,44 x 104 J/kg 0K
3. 1,04 x 103
J/kg 0K
4. 3,13 x 102
J/kg 0K
5. 9,73 x 102
J/kg 0K
Hukum
I Termodinamika
Untuk
Proses Isobarik.
1. W = 0,0671 J; D U =
2389,7329 J
2. W = 68,3 J; D U
=2,259932 x 106 J
3. a) Q = 6,23775 x105 J
b) D U =
4,45554 x105 J
c) W = 1,78221 x105 J
4. a) D
U = 20,767 J
b) W = 9,0668 J
Hukum
I Termodinamika
Untuk
Proses Isokhorik ( Isovolumik )
1. a) W = 0
b)
c)
2.
3.
4. a) W=0
b)
Hukum
I Termodinamika
Untuk
Proses Adiabatik.
1. 663 N/m2 ; 1.2620 C; -4,2 x 104 Joule
2. 2,5 x 106 N/m2
; 6860 K;
8,57 x 103 Joule
3. 1,25 x 106 N/m2; 6260 K;
2,02 x 104 Joule
4. 3 atm
5. 134,07 cmHg
6. 510 C
Penerapan
Hukum I Termodinamika.
Siklus.
1. a) W1-2 = 3,28
x 106 joule
W2-3 = -1,97 x 106 joule
W3-1 = 0
b) Q1-2 = 8,23 x 106 joule
Q2-3 = 0
Q3-1 = 4,96 x 106 joule
c) U1-2 = 4,96 x 106 joule
U2-3 = 0
U3-1 = 4,96 x 106 joule
2. 2 x 103 joule
3. a) 1-2 Proses adiabatik
dan 1-3 proses
isotermik. Kurva adiabatik lebih
curam dari pada kurva isotermik.
b) P2 = P3 = 2 x 10-5
Nm-2
c) T2 = T1 = 6000 K
d) V3 = 8 x 10-3 m3
4. a) 0
b) 1,7 x 104 joule
c) 1,7 x 104 joule
d) 0,23 m3
5. a) T1 = 3000
K; P1 = 105 Nm-2
T2 = 6000 K; P2 = 2 x 105 Nm-2
T3 = 4550 K; P3 = 105 Nm-2
b) 52,34 Joule.
Hukum
II Termodinamika
Efisiensi
Mesin.
1. 470 c
2. 12,5 %; 20 %
3. 44,6 %
4. 93,1 %
5. 900 kalori 6. 59,4 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar